Kebersihan Diri Mengundang Sejuta Rizki


Lama saya tidak menulis artikel, bukannya saya tidur terlelap. Namun banyak hal yang saya lakukan dalam 3 bulan terakhir. Berkaitan dengan usaha di bidang lingkungan hidup, pada tanggal 7 Oktober 2012, saya dan rekan saya memberanikan diri untuk meresmikan berdirinya “Solid Waste Management”. Sebuah usaha di bidang pelatihan manajemen persampahan dan pengolahan sampah organik menjadi produk2 bermanfaat, seperti kompos, pupuk cair, biogas, bahkan energi listrik.

DSCF9043

DSCF9054

DSCF9089

Peresmiannya dilakukaan pada saat ada even Reuni SMAN 8 Jakarta yang berlokasi di Plasa Arzipel, TMII, Jakarta Timur. Mulai saat itu, SWM berkibar di bumi Indonesia, konsisten untuk melakukan kegiatan pencerahan kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah yang baik sesuai perundang-undangan yang berlaku, meskipun tantangannya sangatlah berat, mengingat belum banyak yang menekuni bidang ini dan biasanya banyak kepentingan dalam hal pengurusan sampah, belum lagi bidang ini dipicingkan orang karena dianggap tidak bernilai ekonomis. Sah-sah saja orang menilai, yang jelas, dampak pencemaran terus terjadi setiap saat, baik pencemaran tanah, air maupun udara akibat tidak beresnya pengelolaan sampah di Indonesia.

DSCF9075

DSCF9081

DSCF9154
Kegiatan pertama kami, Pelatihan Manajemen Persampahan, diselenggarakan pada tanggal 18 Nopember 2012, di sebuah lokasi yang sangat unik, yaitu di dalam bangunan berupa rumah Jepara milik pendiri Radio Silaturahim, di Jl. Mesjid Silaturahim, Kalimanggis, Cibubur, Bekasi. Ada 27 orang yang menjadi peserta berasal dari Serpong, Depok, Bogor, Jakarta, Bekasi. Luar biasa respon mereka. Materi yang kami sampaikan mulai dari perubahan cara pandang terhadap sampah, regulasi persampahan, prinsip pemilahan sampah dan metode pengomposan. Mudah-mudahan hubungan silaturahim dengan mereka terus terjaga dengan tindakan nyata berupa pengelolaan sampah di lingkungan tempat tinggal masing-masing peserta.

Dalam hal kegiatan pelatihan ini kami bekerja sama dengan Pusat Penelitian Sumber Daya Manusia & Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Indonesia yang berkantor di Jl. Salemba Raya No. 4, Jakarta Pusat. Sungguh buat kami, ini suatu kebanggaan tak terkira. Diijinkan membawa panji Makara dalam berkarya di tengah masyarakat luas. Semoga benar-benar membawa berkah.

Perkembangan kemudian, kami sedang menggarap proposal untuk mengelola sampah di Kawasan Bintaro Jaya bekerja sama dengan pengelola kawasan. Kawasan ini dihuni oleh lebih kurang 17.000 KK. Wow, luar biasa rizki yang ALLAH berikan. Subhanallah. Semoga di bulan Januari 2013 mendatang, benar-benar dapat diwujudkan pengelolaannya. Amiin.

Hubungan antara judul artikel ini dan nama blog ini, ternyata sangatlah erat. Saya tidak mungkin mengalami peristiwa-peristiwa ini jika hati di dalam diri ini tidak bersih. Apa yang saya alami, kejadian demi kejadian membuktikan, bahwa ALLAH SWT sangat menyayangi hambaNya yang juga sayang kepada dirinya dan sesamanya melalui karya-karya yang ramah terhadap lingkungan tempat hidupnya yang berupa bumi ciptaanNya. Marilah bersama-sama, kita bersihkan diri kita dengan cara menjauhi perbuatan-perbuatan yang mencemari diri maupun alam ini, untuk menyongsong rizki ALLAH yang tek terhingga di kemudian hari.

By bersihdiriblogger

Pertemuan dengan Pak Kaban yang Ramah dan Membawa Berkah


Siang itu kami ada pertemuan dengan para pejabat di Tangerang Selatan terkait rencana penanganan sampah di Pasar Ciputat. Pertemuan ini berlangsung di Kantor Dinas Kebersihan dan Penyehatan Permukiman Tangerang Selatan. Acara ini digagas oleh Bapak Haji Husein, seorang warga Ciputat yang sadar akan kondisi di Pasar Ciputat yang semrawut, khususnya dalam hal masalah sampah pasar. Mulai dari soal retribusi dan pungutan kepada pedagang yang bisa lebih dari 3 kali sehari, namun tidak jelas peruntukannya, sampai soal premanisme yang biasa berada di setiap pasar di Indonesia, termasuk yang kami bahas.

Hadir di dalam pertemuan itu, perwakilan dari DKPP, perwakilan dari Badan Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan, Kapolsek, Komandan Koramil, Lurah Ciputat dan beberapa orang calon fungsionaris Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Ciputat Bersih. Saya di situ hadir sebagai peninjau dari LSM lingkungan di Jakarta. Pertemuan berjalan lancar dan sukses. Semua pihak mendukung, ada yang 1000%, bahkan ada yang sejuta persen. Semua berharap kegiatan ini segera dilaksanakan, terutama dalam rangka mengejar penilaian Adipura Tahun 2012 yang akan diadakan pada bulan Oktober mendatang.

Yang menarik dari pertemuan hari itu, ada seseorang yang dipanggil Pak Kaban. Padahal tidak ada satupun yang hadir bernama seperti itu. Ternyata yang dimaksud Pak Kaban adalah Bapak Rahmat Salam, selaku Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Tangsel, maka dipanggil Kaban (Kepala Badan).

Setelah pertemuan itu, saya dan seorang teman, menyempatkan bersilaturahmi ke ruang kantor Pak Kaban. Begitu masuk ruangan beliau, kami disambut dengan ucapan beliau, “Nah ini dia pahlawan-pahlawan lingkungan, ini guru saya.” Subhanallah. Tidak menyangka sama sekali sambutannya membuat kepala menjadi membesar. Bagaimana tidak membesar, lha beliau itu bergelar seorang Doktor. S1 dari FISIP UI, S2 Ilmu Lingkungan di UI dan S3 Ilmu Pemerintahan di UI juga. Bahkan beliau sempat menjadi Dekan FISIP UI.

Beliau sempat bercerita sekilas tentang perjalanan sejarah bagaimana beliau sampai menjabat di sana. Awalnya pada saat tanggul Situ Gintung jebol beberapa tahun lalu, beliau adalah orang pertama yang turun ke lapangan mengkoordinir Tim SAR, relawan, mahasiswa dan semua pihak yang berkepentingan. Singkatnya gerak langkah beliau diamati oleh Gubernur Banten, Ibu Atut. Sejak itu beliau diangkat menjadi Staf Ahli Gubernur Banten. Setelah itu beliau juga membantu mempercepat pelaksanaan pemilihan anggota DPRD Banten, sehingga beliau ditempatkan sebagai Sekwan (Sekretaris Dewan). Beliau juga sempat diposisikan di Badan Penanggulangan Bencana. Terakhir ya yang sekarang ini sebagai Pak Kaban.

Menutup pembicaraan sore itu, Pak Kaban langsung menghadiahi kami dengan kata-kata, “Pak, mohon ijin, lokasi TPS 3R di Vila Pamulang Mas 2 akan dijadikan salah satu lokasi penilaian Adipura untuk Tangerang Selatan.” Subhanallah walhamdulillahirobbil ‘alamiin. Betapa pertemuan dengan Pak Kaban yang ramah benar-benar membawa berkah buat kami. Terima kasih Pak Kaban. Semoga kebaikan hati Bapak dibalas Allah SWI dengan limpahan rizki dan kesehatan. Amin ya robbal ‘alamiin.

By bersihdiriblogger

Telah sucikah kita setelah berpuasa sebulan penuh?


Sesuai dengan nama blog ini, yaitu bersihdiriblogger, sangat tepat kiranya kita berintrospeksi diri setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh. Meski ada yang genap 30 hari dan ada yang hanya 29 hari, tidak membedakan makna dari ibadahnya sendiri, mengingat di awal bulan kita sudah berniat berpuasa di bulan Romadhon tahun ini karena Allah ta’ala.

Setiap kali kita memasuki Romadhon, semangat kita menggebu-gebu dalam bertarawih dan bersahur. Namun yang sering terjadi, itu hanya bertahan 1 sampai 2 minggu, sejak itu kita disibukkan oleh undangan berbuka puasa bersama dari para kerabat dan saudara, juga sudah disibukkan untuk mencari keperluan Lebaran, khususnya pakaian dan bahan makanan. Seminggu terakhir kita masih menggebu-gebu, namun untuk mencari tiket pulang kampung dengan niat bersilaturahmi kepada orang tua tercinta. Dalam perjalanan menuju kampung selama beberapa hari, kadang kita mengalahkan puasa kita dengan alasan kepanasan, kehausan, akibat terjadinya kemacetan yang parah.


Wahai, saudaraku, pada saat Allah SWT menetapkan salah satu rukun dalam Islam adalah shaum (puasa), sebenarnya tujuannya bukan seperti apa yang kita jalani hari ini. Sebagai muslim yang sudah aqil baligh kita wajib berpuasa tujuannya untuk menahan diri dari segala godaan hawa nafsu yang dalam kehidupan duniawi sering menjebak kita ke dalam perbuatan tercela dan hina, seperti korupsi uang rakyat, berkhianat kepada perusahaan, mengadu domba sahabat, berbohong kepada orang tua, menelikung rekan sendiri dalam proyek, memfitnah tetangga, berselingkuh, melakukan kekerasan kepada istri/anak, menggunjingkan orang lain, sampai mencemari lingkungan kita dengan sampah/limbah.

Adakah waktu sebulan cukup bagi kita untuk merenungi segala kesalahan kita tadi? Ataukah perlu adanya perpanjangan waktu dan diakhiri dengan diadakannya hukuman penalti dari Allah kepada kita, akibat diri kita tidak juga menyadari kekeliruan itu? Sempatkah di antara kesibukan di bulan Romadhon lalu kita bertafakur, untuk mencari kebenaran sejati? Semoga ini dapat menjadi pelajaran buat kita semua, agar kehiduoan di Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya, mengalami suatu pencerahan batin.

Allah SWT akan mengampuni segala dosa/kekhilafan manusia yang tunduk untuk bertaubat memohon ampunanNya, karena Dia Maha Pengampun. Namun Dia akan membiarkan manusia yang sombong lagi lalai akan makna ibadah puasanya untuk terus berbuat tercela dan hina di muka bumi, sampai manusia itu betul-betul bertaubat. Na’udzu billah minzalik. Marilah sahabat-sahabatku, kita saling memaafkan dan saling mengingatkan kepada sesama akan pentingnya menjaga kebersihan hati kita sepanjang waktu tidak hanya di bulan suci saja, namun juga sepanjang tahun dan sepanjang hayat.

By bersihdiriblogger

Tahun Baru, Semangat Baru, Budaya Baru


Gemerlapnya cahaya kembang api dan lampu diskotik, serta riuh rendahnya lengkingan terompet, petasan dan klakson mobil terlewatkan sudah. Kini saatnya kita menghadapi suasana kerja atau belajar dengan semangat yang baru. Ingatkah anda beberapa tahun lalu ada film 2012 yang mengisahkan akan terjadinya kiamat di tahun ini? Wah, gawat ya kalau benar-benar terjadi. Namun anda tidak perlu khawatir, karena terjadi atau tidak ‘kan bukan kita yang menentukan. Sebenarnya mungkinkah itu terjadi di saat ini? Secara logika mungkin, mengapa? Ya karena ulah kita sendiri yang masih sering membuang sampah sembarangan, memakai air boros, memakai listrik boros, memakai BBM boros, makan juga seenaknya, ditambah hobi belanja yang tidak mengenal waktu. Lho apa hubungannya? Jelas ada, kebiasaan kita jajan atau belanja itu sama saja menambah tumpukan sampah bungkus plastik di tempat sampah kita atau di tempat pembuangan sampah sementara di perumahan. Apalagi yang membuangnya di sembarang tempat, itu termasuk polusi atau pencemaran, baik di daratan atau di saluran air.

Sebuah film bukan hanya menjadi tontonan hiburan tanpa makna. Dia harus menjadi salah satu sumber inspirasi bagi tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Isu lingkungan bukan hanya tema yang digotong dari satu seminar ke seminar berikutnya, namun juga harus ada langkah-langkah kongkrit yang akan berpengaruh secara nyata, meski dampaknya tidak secara langsung, namun pasti. Bukan hanya sesaat yang hari ini ada, besok tiada.

Apa yang harus kita lakukan? Sangatlah mudah. Untuk memulainya awali dari diri sendiri di mana pun kita berada, di rumah, di perkantoran, di pabrik, di toko, di sekolah, di kampus, di mall, di pasar, di perjalanan, di tempat wisata, tempat hiburan, kita harus selalu menjaga kebiasaan kita membuang sampah. Buatlah mindset atau cara berpikir dalam pikiran kita untuk membuang sampah sesuai tempatnya. Jika sampah itu sampah basah, carilah tempat sampah khusus untuk sampah basah (organik). Contoh sampah basah adalah sisa makanan. seperti kulit buah, biji buah, daun-daunan atau potongan sayuran, sisa tulang, duri ikan, pokoknya yang berasal dari nabati atau hewani. Jika sampahnya sampah kering (non organik), maka carilah tempat sampah khusus untuk sampah kering. Contoh sampah kering adalah kantong plastik, kertas bekas, kayu, besi bekas, kaleng bekas, botol bekas, kemasan-kemasan bekas makanan atau minuman, styrofoam bekas dan lainnya. Jika anda kesulitan mencari tempat sampah yang sesuai, tanyakan pada petugas kebersihan setempat. Jika memang belum ada, mereka harus menyediakannya. Nah, ini harus menjadi masukan bagi setiap pengelola tempat umum untuk pengadaan tempat sampah yang berbeda ini. Kenapa ini harus dilakukan? Pemisahan sampah sejak dini akan menghemat biaya besar untuk penanganan sampah di TPS dan di TPA. Sampah kering atau non organik akan menjadi lahan bagi para pemulung atau pengusaha daur ulang yang sampahnya sudah tidak bercampur dengan sampah basah. Bagaimana dengan sampah basah? Ini akan menjadi bahan untuk pembuatan kompos organik. Berapa pun jumlah sampah basah yang dihasilkan pasar maupun perumahan, itu semua bisa diolah menjadi kompos dengan kualitas unggul dan murah. Mengapa murah, karena bahan bakunya adalah hasil buangan tidak perlu membeli dan teknologi yang digunakan juga sederhana, tidak sulit dan bisa dipelajari serta dilakukan oleh siapa pun.

Jadi, jika kita ingin mencegah terjadinya kiamat (musibah) di tahun ini, ya mulailah dengan kebiasaan baru tadi. Sampaikan juga kepada siapa pun yang ada di sekitar kita untuk bersama-sama melakukannya di mana pun kita berada. Tahun yang baru dengan semangat baru, sekarang harus dibarengi kebiasaan (habit) baru. Suatu saat kebiasaan ini akan menjadi budaya baru. Percayalah!

Tips untuk mencegah terjadinya kiamat (musibah) :

1. STOP MEMBUANG SAMPAH ATAU LIMBAH SEMBARANGAN!

2. BUANGLAH SAMPAH ATAU LIMBAH SESUAI TEMPATNYA!

3. HEMAT AIR, HEMAT LISTRIK, HEMAT BBM, HEMAT UANG!

4. MANFAATKAN ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN!

5. MANFAATKAN PROGRAM CSR UNTUK KEPENTINGAN LINGKUNGAN!

6. SALING MENGINGATKAN UNTUK MENJAGA KEBERSIHAN!

7. RAJIN BERIBADAH DAN SELALU TAWAKAL KEPADA SANG PENCIPTA!

By bersihdiriblogger

Sujud Syukur Seminar Tim Kami Berjalan Lancar Meskipun Tanpa Dukungan Sponsor


Selasa 26 Juni 2012 kemarin merupakan momen bersejarah buat kami. Seminar lingkungan hidup yang kami selenggarakan dapat berjalan dengan lancar, meskipun tanpa dukungan dari sponsor, kecuali dari pihak Kedutaan Besar Jepang yang memang pencetus proyek Jakarta Safe and Clean ini.

Nara sumber dari BPLHD DKI Bpk Rusman E Sagala dan Dari Direktorat PPLP Dirjen Cipta Karya Bpk Rudy Arifin


Jumlah peserta mencapai 72 orang dari berbagai penjuru Jabodetabek dan Karawang

Hadir sebagai pembicara utama, Bapak Ir. Rudy Arifin, MSc dari Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Bapak Ir. Rusman E. Sagala, MT, selaku Kepala Bidang Pelestarian dan Tata Lingkungan Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta. Hari Senin waktu saya ke kantor BPLHD sampai sore hari saya belum dapat kepastian nama nara sumber yang akan berbicara di Seminar kami. Tahu-tahu pagi jam 9 WIB Pak Rusman datang ditemani 1 orang anak buahnya. Yang lebih gawat, dari Dirjen Cipta Karya melalui SMS orang yang mendapat disposisi sudah kirim SMS ke saya, bahwa mereka belum dapat membantu untuk menjadi nara sumber kali ini, mengingat mereka sedang sibuk semua acara Jambore Sanitasi Nasional. Tiba-tiba tanpa ada berita sebelumnya, Pak Rudy Arifin datang dalam kondisi siap untuk berbicara sebagai nara sumber.

Yang membuat hati ini senang adalah banyaknya peserta yang hadir, mencapai 72 orang, dari Tangerang, Depok, Bogor, Bekasi, Karawang dan tentunya Jakarta sendiri. Kebanyakan dari mereka kami baru kenal lewat internet ataupun baru sekali bertemu di Pekan Lingkungan 2012 yang baru-baru ini diadakan di JHCC Senayan. Selebihnya adalah warga masyarakat dari beberapa lokasi binaan kami di Pamulang, Depok, Jakarta Timur, Bekasi dan Karawang.


Yang paling menarik dari adalah pada saat Ibu Retno Hapsari dari XS Project memberikan penjelasan tentang Peluang Ekonomi di Balik Sampah. Para peserta diberikan kesempatan untuk melihat produk-produk hasil kreatifitas anggota XS Project, ada tas belanja, dompet wanita, tas laptop dan lain-lain. Wah, seru banget.

Oya, tamu undangan yang hadir ada Mr. Kenjiniwa dari Kedutaan Besar Jepang. Supaya dia bisa mengerti apa yang sedang dibicarakan, maka kami mempersiapkan seorang MC yang fasih berbahasa Jepang. Jadi setiap menyebutkan mata acara baru, maka langsung diterjemahkan ke bahasa Jepang. Berkat Ibu Mumpuni yang mumpuni bahasa Jepangnya, seminar kami jadinya seperti seminar internasional. Luar biasa.

Yang patut disayangkan adalah tidak adanya wakil dari perusahaan-perusahaan besar penghasil produk-produk berkemasan plastik yang hadir pada kesempatan tersebut. Apakah mereka takut? Atau benar-benar tidak peduli terhadap masalah lingkungan? Apakah program CSR yang begitu heboh dipamerkan pada saat Pekan Lingkungan 2012 yang lalu hanyalah sebuah slogan?


Yang jelas kami semua yang hadir bersepakat, bahwa untuk melakukan kegiatan di bidang lingkungan, khususnya pengelolaan sampah domestik, kami tidak membutuhkan penghargaan seperti Kalpataru atau Adipura. Yang kami butuhkan adalah sinergi antara pemerintah daerah, LSM lingkungan, komunitas masyarakat peduli lingkungan, perusahaan swasta dan pelajar/mahasiswa. Jika kita sudah bersatu, sampah bukan lagi persoalan, namun berkah bagi kehidupan kita semua. Lingkungan bersih, keluarga sejahtera, negara makmur. Amin ya robbal’alamiiin.

By bersihdiriblogger

Kekompakan Para Pahlawan Lingkungan Menghangatkan Seminar BEST di German Center, Serpong


Fantastis!!! Bukan luar biasa lagi. Apa yang mencuat dalam acara Seminar Sehari bertema, “Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat & Dampaknya Terhadap Perubahan Iklim” di lantai 7 Gedung German Center, BSD, Serpong, Tangerang Selatan, pada Selasa, 29 Mei 2012, kemarin, betul-betul menampakkan suasana kekompakan dari semua yang hadir. Mulai dari para pejabat dari Dirjen Cipta Karya Kementerian PU, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Staf Ahli Walikota Tangerang Selatan, Dinas Tata Kota Bangunan dan Pemukiman Tangerang Selatan, panitia dari BEST (Bina Ekonomi Sosial Terpadu), BORDA & IDRC, para peserta dari hampir semua KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) di Tangerang Selatan, para peninjau dan yang paling heboh hadirnya “Geng Sampah” (bukan geng motor) alias para pemulung.

Para Pembicara dari Direktorat PPLP, Dinas TKBP dan BORDA


Wakil dari Dirjen Cipta Karya membuka Seminar BEST


Para pembicara dari Staf Ahli Pemkot Tangsel, Direktur BEST dan KSM Griya Resik, Serpong

Yang menarik, kami para peserta dibagi ke dalam 5 kelompok diskusi yang bernama, Manfaat TPS 3R, Composting, Recycle, Residu, serta Perawatan dan Operasional TPST. Saat diskusi itulah, terlihat kekompakan itu. Meskipun kami banyak berbeda pendapat dan ada adu argumen, namun dapat terjaga suasananya tetap menjunjung tinggi kebersamaan dan kedewasaan dalam mengambil keputusan. Jika dianalisa, mereka sebenarnya bukan ingin beradu argumen, tetapi lebih mengarah pada pamer pengalaman dalam mengatasi persoalan menghadapi warga yang kurang mendukung program pengelolaan sampah dan keinginan untuk menunjukkan apa saja yang telah dilaksanakan dalam program pengelolaan sampah ini di KSM masing-masing.

Suasana peserta asyik berdiskusi di kelompok Recycle


Peserta diskusi dari kelompok Manfaat TPS 3R


Unjuk pengalaman berujung kekompakan

Perlu diberikan pujian khusus bagi Pemkot Tangerang Selatan, bahwa mereka telah berhasil membangun 12 unit TPS 3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle) sejak tahun 2010 dan pada tahun 2012 ini akan membangun 13 unit TPS 3R lagi. Sampai tahun 2014 direncanakan akan dibangun sampai berjumlah 54 unit. Sepertinya belum ada di daerah lain di Indonesia yang semaju Kota Tangerang Selatan dalam hal keseriusan memberdayakan masyarakat untuk turut serta berperan aktif mengelola TPS 3R tadi. Memang masih ada beberapa kendala yang muncul, seperti masih adanya penolakan warga untuk memilah sampah, membayar iuran sampah dan membuang sampah sembarangan, sampai adanya ketegangan dengan tukang sampah yang tidak ikut dalam kelompok KSM. Namun itu semua dijadikan tantangan oleh mereka, mengingat mereka sadar tugas yang sedang dijalankan ini adalah suatu tugas mulia dalam rangka menyelamatkan bumi dan generasi masa depan kita semua.

Saya yang hadir selaku peninjau mewakili LSM Tim Kelola Sampah Terpadu dalam kesempatan tersebut, sungguh merasa bersyukur telah bertemu dan berkenalan dengan para pahlawan lingkungan hidup. Apa yang mereka lakukan, bukan sekedar menanam ribuan pohon untuk dilihat orang siapa penanamnya, namun jauh lebih berat dari itu. Mereka mengambil alih tanggung jawab pemerintah dalam menangani sampah sesuai UU No. 18 Tahun 2008 tentang Penanganan Sampah, bahwa di antaranya masyarakat berhak untuk terlibat aktif dalam pengelolaan sampah, sedangkan pemerintah hanya memfasiitasi kegiatan pengelolaan sampah tersebut. Artinya saat ini KSMlah yang berhadapan dengan warga yang notabene adalah tetangganya sendiri untuk memahamkan mereka betapa pentingnya memilah sampah dan mengelola sampah menjadi hal-hal yang bermanfaat. Pantaslah mereka disebut Pahlawan Tanpa Tanda Pangkat. Sekali lagi, fantastis!!!

Suasana kunjungan ke KSM Rumah Kompos Vipamas


TPS 3R Rumah Kompos Vipamas kebanggaan kami sebagai salah satu percontohan di Tangerang Selatan


Bagian Keuangan BEST setia menunggu sampai acara kunjungan selesai, karena akan membagikan …

By bersihdiriblogger

Ada Getaran di Bumi Teluk Jambe Karawang Akibat Adanya Tapak Alami 2012


Suatu kesempatan yang sangat berharga. Di sebuah sudut Karawang, warga Perumnas Bumi Teluk Jambe Blok F, Desa Sukaluyu mengadakan kegiatan Tapak Alami 2012 bekerja sama dengan Pusdakota Surabaya dan HM Sampoerna. Tapak Alami maksudnya, Tani, Pangan dan Kampung Alami. Kegiatan ini meliputi ekspo produk ramah lingkungan dan sarasehan bertema, “Pertanian Alami dan Kontribusinya bagi Kedaulatan Pangan Indonesia”.

Dalam kegiatan ekspo selama 2 hari tanggal 21 & 22 April yang ditampilkan di antaranya Tim Kelola Sampah Terpadu dengan metode pelatihan sistim pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Komunitasnya, produk kompos hasil olahan sampah rumah tangga dari Villa Pamulang Mas, produk2 hasil daur ulang sampah anorganik berupa asesoris anak perempuan dari hasil karya ibu-ibu Dinas Perikanan Sukamandi, lampu lampion Pak Bob Novandy dan sandal anaknya Pak Dani Kusmayadi, juga ada pupuk organik cair hasil karya mahasiswa Unsika dan stan PPK Sampoerna yang mempunyai program pelatihan kewirausahaan.

Di hari Minggunya, acara sarasehan mengundang narasumber dari pejabat pusat Bapak Sony dari Kementerian Pemberdayaan Masyarakat, dulunya pernah di Kementerian Lingkungan Hidup yang punya banyak pengalaman di bidang lingkungan hidup, Bapak Nanang dari Bina Desa Jakarta yang menganalisa tentang kondisi ketahanan pangan di Indonesia ke depan, ada Abah Ndai yang merupakan pensiunan Telkom namun saat ini sukses sebagai petani organik yang punya banyak pengalaman di bidang pertanian alami di Garut, serta Ibu Sri Widowati sebagai perwakilan HM Sampoerna yang mendukung program pertanian di Desa Puserjaya dan Sukaluyu sehingga terjadi peningkatan signifikan dari hasil panen padi di sawah beberapa orang petani peserta program SRI.

Dua hari berkumpul dengan para penggiat lingkungan, sungguh merupakan peristiwa seperti dalam mimpi. Suasana yang terbangun sungguh sangat menyejukkan. Jauh dari kebisingan geng motor, jauh dari keributan demonstrasi, jauh dari kepanikan ancaman tsunami, jauh dari kegelisahan akibat gangguan sang tomcat. Suasana kehidupan yang sepertinya hanya ada dalam khayalan. Serba rukun, damai, aman, penuh keceriaan. Ingin rasanya suasana ini terbawa terus dalam kehidupan keseharian. Bayangkan jika kita sudah benar-benar menjiwai kehidupan yang alami, makannya nasi organik yang murah, lauknya ikan bebas formalin, telurnya dari ayam bebas suntikan, sayurnya hasil budidaya dari pertanian organik murni yang menggunakan pupuk organik pula, ditutup oleh buah-buahan segar hasil budidaya dari perkebunan organik di lahan yang irigasinya bebas dari pencemaran air dan juga tidak menggunakan pestisida kimia. Wow, betapa indahnya dan betapa sehatnya kita.

Sungguh, aku berterima kasih kepada warga Perumnas BTJ, Pusdakota dan HM Sampoerna yang telah memberikan kesempatan untuk bisa merasakan getaran di bumi pertiwi akibat kami para penggiat lingkungan menjejakkan kaki bersama-sama dalam Tapak Alami 2012. Tinggal kita menyusun langkah-langkah berikutnya dengan getaran yang lebih besar skala Richter-nya untuk menggetarkan hati para pejabat pemerintah daerah dari Bupati/Walikota sampai Lurah, agar lebih peduli akan kondisi lingkungannya yang semakin parah. Marilah berbuat sesuatu terhadap alam ini. DO SOMETHING BETTER THAN NOTHING!

By bersihdiriblogger

Semoga Ibu-ibu Telaga Sari Menyebarkan Semangat “Wind of Change”


Pelatihan Kelola Sampah Terpadu kali ini mengambil lokasi di Perumahan Telaga Sari Indah, Karawang. Meskipun agak terlambat dimulai, namun para peserta tidak ada yang ngambek, malahan mereka bersemangat mengikuti acara sampai selesai di sore hari. Ada yang berbeda dalam acara saat itu, yaitu kegiatan pelatihan diawali oleh pemberian materi motivasi. Di dalam materi motivasi tersebut ada momen relaksasi diiringi goyangan “Sik Asik”nya Ayu Ting Ting dan ada meditasi dengan musik instrumennya. Tampak ibu-ibu yang berjumlah lebih dari 30 orang itu begitu serius dan menikmati setiap momennya.

Eh, ternyata di antara para peserta ada 2 orang anak SMP yang juga mengikuti pelatihan tersebut. Namun pada saat akhir acara diminta komentar tentang acara tersebut, agak grogi juga mereka. Yah, suatu gambaran, bahwa anak-anak kita di sekolah belum terbiasa tampil untuk bicara di depan umum. Ada 1 orang peserta dari salah satu kelompok yang menguraikan hasil tugas kelompoknya dengan baik dan lancar, ibaratnya seorang ibu pejabat.

Yang paling seru adalah setelah acara foto bersama dengan penuh semangat di penghujung acara, ternyata alam langsung menyambut kami dengan angin yang sangat kencang, hampir-hampir menerbangkan layar proyektor kami. Ternyata alam sangat menyambut kegiatan pelatihan untuk membantu memperbaiki keadaan alam dari dampak sampah ini dengan “Wind of Change” atau angin perubahan. Ya, mudah-mudahan para ibu di Telaga Sari ini dapat meneruskan perjuangan memperbaiki alam dengan semangat perubahan, seperti lirik lagu “Wind of Change” : “Take me to the magic of the moment on a glory night, where the children of tomorrow dream away, in the wind of change..”

By bersihdiriblogger

Mimpiku Bertemu Malaikat Pembersih Alam Jadi Nyata


Tanggal 10 bulan Desember tahun lalu saat aku menerbitkan blog ini, aku hanya membayangkan, bakal punya kegiatan yang berkecimpung di bidang lingkungan, punya teman-teman yang berpandangan sama tentang lingkungan, punya tempat yang bisa menjadi contoh bagi orang banyak tentang bagaimana mengolah sampah dimulai dari sampah rumah tangga dan bermimpi suatu saat ingin punya banyak sahabat dari berbagai daerah yang sepikiran.

Allah Maha Mendengar doa hambaNya. Tidak perlu menunggu lama, bulan Pebruari aku sudah menemukan kegiatan di bidang lingkungan bersama teman lamaku. Salah satu kegiatan yang dijalankan adalah mewujudkan tempat pengolahan sampah organik yang bisa menjadi contoh buat siapa saja yang peduli terhadap lingkungan hidup. Subhanallah, setelah aku datangi tempat itu, ternyata apa yang dulu kami rintis, benar-benar menjadi nyata saat ini, berupa rumah kompos percontohan yang menurut ukuranku sangat megah, karena ini bukan rumah manusia tetapi rumahnya sampah, si buangan manusia.

Rumah kompos tampak depan

Sampah organik sedang diproses menjadi kompos

Siapa yang mengira itu rumah kompos, dari depan ‘kan seperti rumah futsal? Tapi begitu masuk ke dalam yang ada bukan orang main bola, tapi orang-orang lagi main sampah. Ya, si pemulung sedang memilah sampah non organik yang masih bisa dimanfaatkan, sementara petugas rumah kompos sibuk mencacah, menyusun tumpukan dan mengayak kompos yang sudah jadi. Hebat ‘kan?

Apakah mimpi bertemu malaikat pembersih alam bakal menjadi kenyataan? Alhamdulillah, tidak cuma satu, tapi 40 sekaligus malaikat yang datang dari segenap penjuru tanah air, minus dari Timor Timur dan Papua. Mereka adalah para Tenaga Fasilitator Lapangan 3R (Reduce, Reuse, Reccycle) yang ditugaskan oleh Departemen Pekerjaan Umum untuk studi banding ke tempat kami di Pamulang, Tangerang Selatan ini. Betul-betul mimpiku menjadi kenyataan.

Foto bersama para malaikat pembersih alam

Tugas sahabat-sahabat baruku ini sungguh mulia. Mereka ditugaskan menjadi fasilitator di tengah masyarakat untuk membantu pemerintah menanggulangi permasalahan lingkungan hidup, termasuk mengurangi sampah, memanfaatkan sampah, mencegah pemanasan global dan sebagainya. Sayang pertemuan kami hanya singkat, karena mereka masih banyak tugas yang menanti.

“Selamat berjuang, kawan! Semoga Allah mempertemukan kita kembali.”

By bersihdiriblogger